tk17teladan.sch.id - Generasi penerus bangsa ialah anak usia sekolah. Usia tersebut merupakan investasi bangsa untuk mencapai negara yang berkembang. (Judarwanto, 2006). Salah satu indikasi pembangunan yang kurang efisien dalam upaya perbaikan sumber daya manusia (SDM) yaitu pertumbuhan anak yang terhambat. Masalah kekurangan gizi dan penyediaan makanan yang tidak memenuhi syarat aman dapat memberikan dampak negatif. Dampak tersebut adalah kehilangan produktivitas, kognitif, kehilangan perkembangan otak, kesempatan sekolah dan kehilangan sumberdaya karena biaya kesehatan tinggi serta dapat menghambat cita-cita kemajuan bangsa (Bappenas, 2009).
Kagiatan PMT-AS TK 17 Teladan |
Kegiatan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) ialah kegiatan pemberian makanan kepada peserta didik sekolah dasar dalam bentuk kudapan yang aman dan bergizi, dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan (BPMPDKP, 2012). Sasaran kegiatan PMT-AS yaitu seluruh siswa SD dan TK berdasarkan hasil screening yang dilaporkan oleh Puskesmas (Dinkes, 2012).
Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik anak sehingga dapat mendorong minat dan kemampuan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi (Depkes RI, 2005). Siswa yang mengalami kelelahan fisik tidak dapat belajar dengan baik karena saraf sensorik dan motoriknya lemah, sehingga rangsangan yang diterima melalui indranya tidak dapat diteruskan ke otak. Siswa yang sakitnya lama menyebabkan sarafnya akan bertambah lemah, sehingga siswa tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari. Akibatnya siswa tertinggal jauh dalam pelajarannya (Ahmadi dan Supriyono, 2004).
Program PMT-AS dapat dijadikan salah satu metode peningkatan prestasi siswa yaitu melalui peningkatan presensi. Salah satu indikator peningkatan prestasi siswa ialah peningkatan presensi. Kehadiran siswa dapat mengikuti seluruh penyampaian materi dari guru, sehingga ilmu yang didapatkan akan lebih banyak dibandingkan kehadiran siswa yang kurang (Dinkes, 2012).
Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini :
0 Komentar