tk17teladan.sch.id - PAUD adalah singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebut pendidikan adalah upaya dasar dan terencana untuk menguji suasana belajar dan proses belajar sehingga siswa akan secara aktif mengembangkan potensi mereka untuk memiliki kekuatan spiritual, harga diri, kepribadian, kecerdasan karakter mulia dan keterampilan yang dibutuhkan oleh diri mereka sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Lembaga PAUD ialah suatu pemberian layanan pendidikan dengan memberikan pengembangan serta memberikan pengasuhan bagi anak baru lahir sampai enam tahun untuk dapat dijadikan pondasi yang kuat sirami dengan tepat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kukuh dan menjadi sosok seorang manusia yang berkualitas.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan atau menekankan pengembangan aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, PAUD memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi mereka sepenuhnya. Konsekuensinya, lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti: kognitif, bahasa, sosial-emosional, seni, motorik, moral dan nilai-nilai agama. Selain itu untuk mengembangkan aspek tersebut sebagai guru dan orang tua dapat bekerja sama dalam mengembangkan atau meningkatkan aspek perkembangan pada anak usia dini.
Pengertian Kreativitas Anak
Kreativitas anak adalah kemampuan sesorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Dapat berupa kegiatan imajinatif, atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Anak bisa mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru. Anak harus mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan anak, dapat berupa produk seni, kesusastraan, produk ilmiah, atau suatu metodologi (Astuti, 2010:252).
Ciri-Ciri Kreativitas
Munandar (2012:3) mengemukakan ciri-ciri yang berhubungan dengan kemampuan berfikir kreatif atau kognitif (aptitude) antara lain:
- Keterampilan berpikir lancar, yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal serta selalu memikirkan lebih jauh dari satu jawaban.
- Keterampilan berpikir luwes atau fleksibel, yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, serta mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
- Keterampilan berpikir rasional, yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, serta mampu membuat kombinasi-kombinasi yang lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
- Keterampilan memerinci atau mengelaborasi, yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, dan menambahkan atau memerinci secara detail dari suatu obyek gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
- Keterampilan menilai, yaitu menentukan patokan penilaian sendiri dan penentuan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijasana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, serta tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melaksanakannya.
Ciri-ciri yang menyangkut sikap dan perasaan sesorang atau efektif (non aptitude) antara lain:
- Rasa ingin tahu, meliputi suatu dorongan untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang lain, obyek dan situasi serta peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti.
- Bersifat imajinatif, meliputi kemampuan untuk memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi, dan menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan.
- Merasa tertantang oleh kemajemukan, meliputi dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
- Sikap berani mengambil resiko, meliputi keberanian memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, serta tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan hal-hal yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.
- Sikap menghargai, meliputi tindakan dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, serta menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.
Media Plastisin
Pengertian Media
Media adalah sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima agar penerima mempunyai motivasi untuk belajar sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih memuaskan, sedangkan bentuknya bisa bentuk cetak maupun non-cetak
Pengertian Plastisin
Plastisin adalah media yang terbuat dari tepung, garam, minyak goreng, pewarna makanan dan air sehingga sangat mudah digunakan karena plastisin adalah benda lunak yang dapat diperas-peras, ditarik-tarik, ditekan, digulung, dan dibentuk sesuai dengan imajinasi dan keinginan anak. Plastisin adalah benda lunak buatan yang dapat di bentuk karena memiliki sifat elatis dan dapat mengeras saat di angin anginkan.
Menurut M. Lansing kegiatan bermain plastisin dilakukan dengan cara membentuk, memberi warna, dan mewarnai sehingga menimbulkan bentuk. Bermain plastisin juga merupakan kegiatan anak usia dini. Kegiatan bermain plastisin ditandai dengan beberapa ciri-ciri yang ditimbulkan yaitu keaktifan dan kebebasan untuk bergerak, bereksperimen, berlomba, berkomunikasi dan sebagainya.
Menurut Ismail media plastisin dapat melatih perkembangan kreativitas anak usia dini. Dimana anak dapat melakukan aktivitas eksplorasi dalam membuat berbagai bentuk model secara bebas dan spontan. Media plastisin merupakan bahan pokok untuk anak usia dini bermain selain itu, plastisin memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi anak. Plastisin ini berbentuk lunak dapat ditekan-tekan, diremasremas, dapat dibentuk sesuai keinginan anak, mewarnai. Anak dilatih menggunakan imajinasi untuk membuat atau menciptakan suatu bangunan atau benda sesuai dengan khayalannya seperti abjad, angka, buah-buahan, hewan dan lainnya.
Dari beberapa definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa media plastisin ini membuat anak suka berkreasi sehingga dapat mengembangkan kreativitasnya. Anak dilatih untuk menggunakan imajinasinya untuk membuat atau menciptakan suatu bentuk atau benda sesuai dengan khayalannya seperti buah-buahan, binatang, dan bentuk-bentuk lainnya. Plastisin dapat melatih sekaligus mengembangkan kreativitas anak. Sebab, dengan bermain plastisin anak dapat melakukan aktivitas eksplorasi dalam membuat berbagai bentuk model secara bebas dan spontan.
Manfaat Penggunaan Media Plastisin Bagi Anak Usia Dini
Menurut Bainbridge bermain menggunakan media plastisin memiliki beberapa manfaat untuk anak diantaranya membantu dalam mengasah kemampuan otak kanan anak dalam berkretaivitas, meningkatkan daya imanjinasi, dan melatih kerja syaraf motorik anak.
Karena pembelajaran yang disukai anak adalah melalui bermain maka penggunaan media plastisin sangat tepat untuk langkah awal pembentukan kreativitas karena diawali dengan proses melemaskan plastisin dengan meremas, merasakan, menggulung, memipihkan. Pengetahuan bukan hanya berupa peniruan dari lingkungan anak melainkan lebih kepada mengkonstruksi pemikiran anak. Pengetahuan adalah hasil dari pengonstruksian pemikiran secara aktif dengan membuat hubungan antara bentuk yang satu dengan bentuk lainnya. Plastisin juga mempelajari bagaimana bentuk dapat berubah posisi dan bentuknya, sesuai keinginan atau khayalan anak menurut teori perubahan atau transformasi. Jadi anak dapat membuat bentuk menggunakan media plastisin sesuai dengan keinginan dan imajinsai anak tanpa ada paksa dari orang lain.
Kelebihan Media Plastisin
Kelebihan dari media plastisin yang dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah adalah:
- Mudah dibentuk.
- Tidak menyisakan kotoran pada lengan atau pakaian.
- Memberikan pengalaman secara langsung.
- Konkrit.
- Tidak adanya verbalisme.
- Objek dapat ditunjukkan secara utuh baik kostruksinya maupun
- cara kerjanya.
Dapat kita lihat bahwa media plastisin ini dapat membantu guru dalam pembelajaran di sekolah apa lagi dalam pengembangan kreativitas anak. Melalui media plastisin, anak dapat berimajinasi meluangkan pemikirannya sendiri secara mudah dan konkrit untuk membentuk gagasan atau benda.
Kelemahan Media Plastisin
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media plastisin memiliki kelemahan antara lain:
- Tidak dapat membuat bentuk yang besar karena membutuhkan ruang besar dan perawatannya rumit.
- Jika sudah digunakan berkali-kali menjadi kehitaman (kotor) oleh tangan dan debu.
Sumber : Penerapan Media Plastisin Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Di Tk Wasila Hamid Lampung Selatan, Rosi Yulya Rahayu : 2020
Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini :
0 Komentar