Selamat datang di official website TK 17 Teladan Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

Makna Lambang/Logo Tut Wuri Handayani

 tk17teladan.sch.id - Logo Tut Wuri Handayani merupakan simbol pendidikan nasional Indonesia yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara, pendiri pendidikan Taman Siswa. Logo ini mengandung makna filosofis yang mendalam tentang peran guru dan murid dalam proses pembelajaran.

Makna Lambang/Logo Tut Wuri Handayani

Sejarah Tut Wuri Handayani

Frase Tut Wuri Handayani diciptakan Ki Hajar Dewantara sebagai salah satu dari tiga prinsip Among Keguruan Taman Siswa yang ia dirikan di masa penjajahan Belanda. Ketiganya yaitu:

  1. Ing Ngarso Sung Tuladha (Di depan memberikan contoh)
  2. Ing Madyo Mangun Karsa (Di tengah memberikan semangat)
  3. Tut Wuri Handayani (Di belakang memberikan dorongan pada murid)

Sistem Among (Tut Wuri Handayani) telah menjadi salah satu pilar penting dalam pendekatan pendampingan untuk para guru. Konsep Tut Wuri, yang berasal dari pepatah Jawa yang berarti mengikuti atau mendampingi, mengandung makna mendampingi perkembangan murid secara menyeluruh, didasarkan pada kasih sayang tanpa syarat, tanpa keinginan untuk mengontrol atau memaksa.

Sejak Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 6 September 1977, No.: 0398/M/1977 tentang penetapan Lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, penggunaan logo “Tut Wuri Handayani” secara resmi diakui dan disahkan. Logo ini diperintahkan sebagai bagian dari lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, yang memperkuat identitas serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam pendidikan dan kebudayaan negara. Dengan penetapan ini, logoTut Wuri Handayani” menjadi simbol resmi yang digunakan dalam berbagai konteks terkait dengan pendidikan, kepemimpinan, dan budaya di Indonesia.

Pengertian Tut Wuri Handayani

Frasa Tut Wuri Handayani sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang diciptakan oleh Menteri Pendidikan pertama Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Arti kata Tut Wuri Handayani adalah “dari belakang mendorong ke depan”. Maknanya adalah bahwa guru harus memberikan dorongan dan motivasi kepada muridnya untuk belajar dan berkembang. Guru tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada murid, tetapi harus membimbing mereka dengan sabar dan penuh kasih sayang.

Makna Logo Tut Wuri Handayani

  • LogoTut Wuri Handayani” memvisualisasikan konsep-konsep yang esensial dalam budaya dan pendidikan Indonesia.
  • Bidang Segi Lima berwarna biru muda, melambangkan komitmen terhadap Pancasila dan pengabdian yang dalam terhadap prinsip-prinsip dasar negara.
  • Semboyan Tut Wuri Handayani menghargai jasa Ki Hajar Dewantara dan pentingnya pendidikan nasional.
  • Lampu belencong dengan motif Garuda menyala mencerminkan vitalitas dan keberanian, sementara buku melambangkan nilai pentingnya pengetahuan dan pendidikan.
  • Warna-warna yang digunakan, seperti putih untuk kesucian, kuning emas untuk keagungan pengabdian, dan biru muda untuk pengabdian yang mendalam, semuanya mencerminkan nilai-nilai yang dihargai dalam masyarakat Indonesia.

Lambang atau logo Tut Wuri Handayani sendiri digunakan sebagai lambang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia adalah representasi visual yang dipakai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia serta lembaga-lembaga yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Makna Lambang/Logo Tut Wuri Handayani

Uraian Lambang:

  • Bidang Segi Lima (Biru Muda) menggambarkan alam kehidupan Pancasila.
  • Semboyan Tut Wuri Handayani digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
  • Belencong Menyala Bermotif Garuda Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.
  • Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: ‘satu kata dengan perbuatan Pancasilais’.
  • Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
  • Warna: Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih. Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup Pancasila).

Sumber: 

anotherorion.com

kemdikbud.go.id

Demikian dan terimakasih.

Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah ini :

0 Komentar